SUGENG RAWUH asalcoret

Sunday 26 October 2008

lambat laun akan di kenangnya



 Masa balita tidak lama, masa anak anak tidak panjang, masa muda akan terasa cepat, dan masa dewasa terus meratapi masa tua. Kemudian kembali ke tanah.
Anak balita akan terus merasa penasaran meskipun bahaya di depannya. Anak balita akan selalu ingin tahu apa yang ada di hadapannya dari mulai benda kecil hingga benda besar sekalipun
Masa kanak-kanak kembali mengingat pelajaran di usia balita, sedikitnya ada beberapa hal yang dia pelajari. Mana yang harus dihindari dan mana yang tidak dihindari. Penasaran bukan hal yang aneh baginya. Masa kanak-kanak adalah masa belajar pelajaran manusia sewajarnya. Ketika kanak kanak mempelajari 1+1 = 1 hingga perkalian 1×1 = 1 begitu susahnya untuk menghapalkan satu pelajaran di taman kanak-kanak, tidak pernah terbayangkan bahwa masa muda nanti perkalian dan penjumlahan dalam pelajaran matematika pasti dikuasainya.
Sangat susah sekali untuk menuliskan kalimat tersebut kedalam sebuah huruf di buku bergaris. Lagi –lagi kanak-kanak tidak menyangka nanti akan tumbuh besar dan terbiasa dengan huruf tersebut.
Masa muda dialaminya, saat kanak-kanak usai dan kehilangan teman sebayanya tanpa rasa rindu, hilang begitu saja. Penjumlahan dan belajar membaca juga menulis sudah menjadi kebiasaan sehari-hari dan tak lagi berkendala. Egosisasi mulai dibentuk dimasa muda, kekuasaan juga dibentuknya, rasa memiliki di kejarnya, dan rasa mencintai di inginkannya.
Sudah tidak ada masalah lagi dengan huruf A sampai dengan Z juga hitungan 1 sampai tak terhingga, namun disini muncul fenomena baru. Yakni ‘RASA’ . kali pertama usia muda akan bertengkar dengan urusan ‘RASA’. Rasa apapun namanya entahlah segala ‘RASA’ akan terus menerornya.
Ada mungkin beberapa orang diusia muda kehilangan ‘RASA’ yang di akibatkan oleh ‘RASA’ itu sendiri. Dan ada juga yang berhasil memuaskan ‘RASA’ hingga perasaannya haus akan rasa ‘tidak puas-puas’.
Disamping ‘RASA’ akan ada yang singgah ke dalam diri usia muda setengah dari eksistensinya. Selalu ingin dilihat, selalu ingin saya yang melakukan, dan selalu saya yang benar. Tanpa rasa malu.
Tanpa disadari masa mudapun hilang begitu saja, dan akan sangat sakit bagi orang yang mengalami masa muda entah itu bahagia atau sedih. Selalu akan berakhir sakit, karena masa muda akan terus menjadi mimpi buruk di dalam tidurnya sepanjang hayat.
Apa boleh buat masa dewasa harus dilaluinya pula, dengan meninggalkan jejak-jejak muda yang akan selalu dirindukan setiap saat.
Di zaman masa kedewasaan akan banyak orang yang menanyakan “Apa tujuan hidupmu ?” “Buat apa kamu kuliah ?” dan “ Sudah punya pacar belum? ”
Pertanyaan-pertanyaan dijawab menurut interpretasi masing-masing, banyak macam jawaban yang akan di lontarkannya, dan akan banyak menemukan presepsi baru, apologi baru, juga argument baru.
Di zaman ini kalian akan menemukan banyak pertanyaan dan kebingungan mengenai makna hidup dan tujuan hidup karena akan banyak presepsi dari berbagai orang. Di zaman ini pula kalian akan menemukan yang salah jadi benar dan yang benar jadi salah.
Dulu waktu masa kanak-kanak kita menganggap itu salah ternyata setelah hidup di zaman kedewasaan ternyata benar, begitupun sebaliknya.
Dan akan merasakan kerinduan yang sangat untuk kembali ke masa kanak-kanak dan masa muda. Karena diluar dugaan ketika pandangan kanak-kanak dan masa muda melihat orang dewasa itu menyenangkan. Tapi kenapa ketika dewasa malah kita ingin lari dari kedewasaan dan selalu berusaha ingin balik ke masa lalu.
Mungkin masalahnya makin dewasa ternyata lubang masalah semakin membesar, dulu mungkin kita diperhatikan, sekarang dimasa dewasa sudah saatnya harus memperhatikan.
Saat masa dewasa tidak siap memperhatikan, maka akan merasa seperti hantu gentayangan. Dewasa hidup tanpa tujuan hidup mengambang tak tahu arah hingga tua.