SUGENG RAWUH asalcoret: October 2011

Friday 21 October 2011

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

                                                     PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
                                                      POTENSI DASAR MANUSIA
                                                                   ( FANTASI )

Disusun oleh: 
Rohmad suyudi
Didik calistio handoko 
Zeni latifah
Novita ratna f
Erna wahyu





                               UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
                                                                   2011


                                                      KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah “Potensi Dasar Manusia (Fantasi)” tepat pada waktunya.
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Tak Ada Gading yang Tak Retak, demikian juga dengan makalah kami.Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran ang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita.Amin.



                                                              PENDAHULUAN

Pada hakikatnya manusia memiliki karakteristik dan kepribadian masing-masing. Kepribadian sering diartikan sebagai keseluruhan sifat-sifat seseorang yang memberikan corak yang khas pada individu dalam bertingkah laku dan dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan dan orang-orang di sekitarnya.
Secara kodrati, manusia memilki potensi dasar yang ssecara esensial membedakan manusia dengan hewan. Sekalipun demikian, potensi dasar yang dimilkinya itu tidaklah sama bagi masing-masing manusia. Oleh karena itu sikap, minat, kemampuan berpikir , watak dan perilakunya, dan hasil belajarnya berbeda-beda antara manusia satu dengan lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut berpengaruh teerhadap perilaku mereka di rumah maupun di sekolah. Gejala yang dapat diamati adalah bahwa mereka menjadi lebih atau kurang dalam bidang tertentu dibandingkan orang lain. Sebagian manusia lebih mampu dalam bidang seni atau bidang ekspresi lain, seperti olahraga dan keterampilan, sebagian lagi mampu dalam bidang kognitif atau yang bekaitan dengan ilmu pengetahuan.
Potensi dasar manusia meliputi:
1. Perhatian
2. Pengamatan
3. Tanggapan
4. Fantasi
5. Ingatan
6. Pikiran
7. Perasaan
8. Kemauan
Dalam pembahasan ini, kami akan mengulas tentang potensi dasar manusia ke-empat, yaitu Fantasi.

                                                                    PEMBAHASAN

A. DEFINISI FANTASI
Ada beberapa pendapat mengenai definisi “fantasi”:
 Fantasi adalah serangkaian khayalan atau lamunan tentang suatu peristiwa, konflik, gambaran sebuah harapan, atau persiapan antisipasi masa depan yang semuanya itu dilakukan secara tidak sadar.
 Fantasi atau lamunan adalah cara melarikan diri dari masalah nyata.
 Fantasi merupakan cara pengamatan tentang penggambaran lingkungan yang digabung dengan penggambaran-penggambaran lain sehingga menjadi penggambaran yang baru sama sekali yang sebenarnya tidak nyata/tidak realistis.
 Fantasi adalah kemampuan manusia untuk menciptakan hal baru dengan menggunakan tanggapan yang ada.
 Fantasi adalah yang berhubungan dengan khayalan atau dengan sesuatu yang tidak benar-benar ada dan hanya ada dalam benak atau fikiran saja.Kata lain untuk fantasi adalah imajinasi.
Dari beberapa definisi yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa FANTASI adalah suatu imajinasi yang hanya ada dalam pikiran dan bersifat semu yang merupakan tanggapan dari pengamatan yang telah dilakukan.

B. KLASIFIKASI FANTASI
a) Menurut terjadinya fantasi dibedakan menjadi:
1) Fantasi yang tidak disadari yaitu fantasi yang terjadi tanpa kita ketahui bahwa kita berfantasi.
2) Fantasi yang disadari yaitu fantasi yang terjadi kita ketahui bahwa kita berfantasi.
 Fantasi disadari yang pasif, yaitu fantasi disadari yang tidak dipimpin oleh akal maupun kamauan kita. Contoh : melamun.
 Fantasi disadari yang aktif, yaitu fantasi disadari yang dipimpin oleh kemauan dan akal kita.
b) Menurut jenisnya:
1) Fantasi mencipta, yaitu yang dapat menghasilkan sesuatu yang sungguh-sungguh baru.
2) Fantasi terpimpin, yaitu fantasi yang timbul karena sesuatu perangsang dari luar dan fantasi ini hanya menikmatinya.
3) Fantasi melaksanakan, yaitu fantasi yang berada diantara fantasi mencipta dan fantasi terpimpin.
c) Apabila dilihat dari segi cara orang berfantasi:
1) Fantasi abstraksi, yaitu fantasi yang beberapa keadaan atau sifat yang dikhayalkannya menghilang.
2) Fantasi determinasi, yaitu menentukan bangun atau bentuk obyek yang dikhayalkan dengan cara memperbesar atau memperkecil ciri-cirinya.
3) Fantasi kombinasi, yaitu menghubungkan tanggapan yang satu dengan yang lainnya sehingga terwujud fantasi yang berbentuk baru.

C. KEGUNAAN FANTASI
Kegunaan fantasi bagi hidup kita, antara lain :
a) Dengan fantasi, seorang bisa menciptakan sesuatu yang baru atau karya yang besar.
b) Dengan fantasi, seseorang bisa ikut bersimpati dengan sesama manusia meski tempatnya berjauhan.
c) Dengan fantasi, seseorang bisa mengambil intisari dan mengikuti perjalanan sejarah, sekaligus bisa membentuk watak seseorang.
d) Dengan fantasi, seseorang dapat merencanakan kehidupan di hari nanti.
e) Dengan fantasi, seseorang bisa merintang, rintang duka di hidup kini dan pergi ke dunia yang indah.


D. NILAI FANTASI DALAM PENDIDIKAN
1) Dengan fantasi dapat digunakan dalam pelajaran sejarah,ilmu bumi, ilmu alam, dan sebagainya.
2) Dengan memahami fantasi kita tidak akan lekas memberikan hukuman kepada anak didik.
3) Dapat membentuk atau mempengaruhi watak anak didik (fantasi terpimpin)
4) Dengan alat-alat pelajaran/pengajaran untuk dapat mengembangkan fantasi anak didik secara luas dan leluasa.


                                                                  PENUTUP


• KESIMPULAN

Jadi, sebagai salah satu potensi dasar manusia, fantasi berperan penting dalam proses pendidikan. Daya fantasi seorang pendidik dan terdidik akan menciptakan kondisi belajar yang kondusif, efisien dan kreatif. Dengan kondisi tersebut, maka tujuan proses pembelajaran bisa tercapai dengan maksimal dan sesuai dengan yang diharapkan.









                                                            DAFTAR PUSTAKA

Poerwanti Endang, & Widodo Nur, 2000, Perkembangan Peserta Didik, UMM Press, Malang
Sunarto, & Hartono A., Perkembangan Peserta Didik, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, DEPDIKBUD, Jakarta